Kulihat wajah sendu bercampur lumpur
Pedagang berlari-lari karena tergusur
Rakyat desa ditembaki pasukan tempur
Buruh-buruh pabrik mulai menganggur
Tuntutan hukum bisa diatur
Para pamong gampang tergiur
Wakil rakyatnya yang suka ngeluyur,
ada juga yang meneteskan air liur,
bikin video adegan syur…
Perjanjian ditarik-ulur
Nggak dianggap sama Singapur
Kerja di negri orang pulang babak-belur
Pamongnya takut kayak ayam sayur
Koruptor enak-enakan tidur
Naik pesawat kebentur-bentur
Naik bis ngepot nabrak sumur
Naik kereta anjlok langsung kecebur
Gitu aja kok repot! kata Gus Dur
Dasar ngelantur!
Mendingan juga mandi byar byur byar byur!
(belom mandi di rawalumbu, 21 Agustus 2007)
Monthly Archives: Februari 2008
MERDEKA… merana…
62 tahun sudah Indonesia merdeka
nasionalisme dipertanyakan
materialisme diberdayakan
62 tahun sudah Indonesia merdeka
kedisiplinan semakin sirna
kemasabodohan di mana-mana
62 tahun sudah Indonesia merdeka
kejujuran sungguh langka
kebohongan tak pandang usia
62 tahun sudah Indonesia merdeka
dibentak Amerika langsung menciut
dikerjai Singapura malah semaput
62 tahun sudah Indonesia merdeka
wilayahnya sungguh luas
tapi hanya dipagar kapas
62 tahun sudah Indonesia merdeka
kalau urusan bisa dibikin ribet
kenapa harus dibikin cepet?
62 tahun sudah Indonesia mer… eh, mera… na
ya… merana lebih tepat dari merdeka
{Bojongrawalumbu, 17 Agustus 2007}
Orang biasa yang luar biasa
Saya orang biasa…
Katanya
Tapi ku tak percaya
Wanginya
Menunjukkan kelasnya
Bertemu kedua kali
Tak lagi basa basi
Ditemani tiga kopi
Ya… tiga kopi
Satu lagi untuk si Dewi
Katanya teman satu profesi
Lampu temaram
Semakin malam
Pembicaraan semakin dalam
Namun ada yang selalu diam
Tiba-tiba
terdengar suara
Bu, saya permisi,
pacar saya sudah menanti
Tunggu… tunggu…
Kenapa Dewi memanggilnya ibu?
Ia hanya tersenyum malu
Dia itu… sekretarisku
Perempuan manis
Punya sekretaris
Pasti bukan resepsionis
Bisa jadi seorang artis
Tapi saya orang biasa!
Aku tak lagi percaya
Meski akhirnya…
Ku jadi pacarnya
(Rawalumbu, 181205)